teori Harapan(dari vicktor)
Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H. Vroom, alamat alternatif sbobet dalam bukunya yang berjudul “Work And
Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori
Harapan”. Berdasarkan teori ini, semangat merupakan akibat suatu hasil dari
yang mau ditempuh oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa
tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diharapkannya itu. Artinya, jikalau
seseorang betul-betul menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk
memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Diucapkan dengan sistem yang betul-betul sederhana, teori
harapan berkata bahwa jikalau seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk
mendapatkan sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan betul-betul
terdorong untuk mendapatkan hal yang diharapkannya itu. Sebaliknya, jikalau
harapan mendapatkan hal yang diharapkannya itu tipis, semangatnya untuk
berupaya akan menjadi rendah.
Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber
energi manusia teori harapan ini memiliki energi tarik tersendiri sebab
penekanan perihal pentingnya komponen kepegawaian menolong para pegawai dalam
memutuskan hal-hal yang diharapkannya serta memperlihatkan sistem-sistem yang
paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting
sebab pengalaman memperlihatkan bahwa para pegawai tak selalu mengetahui secara
pasti apa yang diharapkannya, apalagi sistem untuk memperolehnya.
Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Bermacam teori atau figur semangat yang telah dibahas di
muka dapat digolongkan sebagai figur kognitif semangat sebab didasarkan pada
keperluan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti
sifatnya betul-betul subyektif. Perilakunya bahkan ditentukan oleh persepsi hal
yang demikian.
Meskipun dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui
bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal
dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri
seseorang ikut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.
Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “regulasi
akibat” yang menyuarakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang
memiliki konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang
mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.
Contoh yang betul-betul sederhana merupakan seorang juru tik
yang kapabel menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik
hal yang demikian mendapatkan pujian dari atasannya. Kebanggaan hal yang
demikian berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Sebab juru tik hal yang
demikian menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan cuma
berprofesi lebih tekun dan lebih teliti, akan tapi bahkan berupaya meningkatkan
keterampilannya, misalnya dengan belajar menerapkan komputer sehingga
kesanggupannya semakin bertambah, yang pada gilirannya diharapkan memiliki
konsekwensi positif lagi di kemudian hari.
Comments
Post a Comment